Gandeng NU, Anies Baswedan Bangun Musala di Halte: Ini Untuk Jawab Pertanyaan Warga Soal Maghriban




GUBERNUR DKI Jakarta, Anies Baswedan membuat gebrakan baru, membangun musalah di halte Transjakarta dan stasiun Ibu Kota.

Gagasan Gubernur Anies Baswedan itu mengemuka seusai penandatanganan MoU PT Transjakarta dengan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) tentang Sosialisasi Kolaborasi Tridharma Perguruan Tinggi di Kantor PBNU, Kamis 1 April 2021.

"Untuk membangun halte Transjakarta dan stasiun Ibu Kota itu, kami gandeng NU," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Dikatakannya, pembangunan musalah tersebut dimaksudkan untuk memudahkan warga yang menggunakan angkutan umum untuk menunaikan salat.

Untuk hal tersebut, Anies Baswedan menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) untuk melakukan desain dan membangun musalah tersebut.

Dia menjelaskan, kehadiran musala itu tak hanya sebatas memberikan ruang beribadah kepada masyarakat, di halte dan stasiun, tetapi diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum.

“Jam kantor itu selesainya jam lima sore, dan masyarakat mulai bergerak pulang ke rumah itu setengah enam sore. Di perjalanan ratusan ribu orang menggunakan kendaraan umum, tapi punya keluhan kami maghriban (salat magrib) di mana?,” ujar Anies.

“Harapannya nanti akan ada desain-desain musala di dalam halte dan di dalam stasiun yang memfasilitasi jutaan warga Jakarta yang sore hari pulang, sehingga tidak lagi kesulitan salat magrib,” tambahnya.

Kata dia, pendeknya waktu melaksanakan salat magrib sekitar satu jam mendorong pemerintah membuat musala di halte dan stasiun.

Hal ini berbeda dengan salat wajib lainnya, yang cenderung waktunya lebih lapang.

Dalam kesempatan itu, Anies juga bersyukur dengan sistem transportasi darat dan berbasis rel di Ibu Kota yang kini telah terintegrasi.

Pengelolaan transportasi itu sekarang tergabung dengan program Jaklingko yang telah diluncurkan Anies sejak 2018 lalu.

Untuk penataan stasiun, Pemprov DKI dipaparkannya telah memiliki kewenangan lewat PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

Perusahaan ini merupakan hasil patungan (joint venture) antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dengan saham 51 persen, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan saham 49 persen.

“PT KAI sangat supportif karena KAI tahu persis, kalau kereta tidak menyambung dengan bus maka orang naik kereta pun bakal turun. Tapi begitu turun di stasiun, bisa langsung bisa pindah ke bus (Transjakarta), nah pengelolaan stasiun oleh kami, tapi (pengelolaan) keretanya tidak. Jadi hanya stasiunnya, sehingga betul-betul terintegrasi,” ungkapnya. (*)

Belum ada Komentar untuk "Gandeng NU, Anies Baswedan Bangun Musala di Halte: Ini Untuk Jawab Pertanyaan Warga Soal Maghriban"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel